Pendidikan Karakter

6 Oktober 2018 Tinggalkan komentar

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat serta memasuki era globalisasi sekarang ini, harus diimbangi dengan program pendidikan yang baik.  Tantangan globalisasi menjadikan pendidikan berkarakter menjadi bagian penting untuk mewujudkan manusia yang berkualitas. Seperti yang diungkapkan oleh  Baedowi, Direktur Jenderal PMPTK Depdiknas di Jakarta, bahwa saat ini ada kecenderungan masyarakat maupun sekolah sekadar memacu siswa untuk memiliki kemampuan akademik tinggi tanpa diimbangi pembentukan karakter yang kuat dan cerdas. Upaya sekolah maupun orang tua agar murid atau anaknya mencapai nilai akademis tinggi sangat kuat, tapi mengabaikan hal-hal yang non akademis. Selanjutnya,Baedowi juga manyatakan saat ini tidak jarang para lulusan termasuk lulusan perguruan tinggi, banyak yang tidak memiliki karakter yang kuat dan cerdas.Selain itu, dikatakan pula bahwa saat ini jumlah pendidik yang berkarakter kuat dan cerdas seperti yang diharapkan juga terbatas jumlahnya. Namun, kita tidak bisa menilai secara kuantitatif, hanya bisa diukur dengan kualitatif.

Pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, ternyata mempunyai banyak nilai-nilai/ karakter  yang dapat ditanamkan pada peserta didik dalam rangka pendidikan karakter. Apabila guru mengajarkan matematika dengan benar, dan siswa belajar matematika dengan benar, maka akan diperoleh karakter/nilai-nilai yang berguna untuk membentuk pribadi-pribadi yang unggul dan berkualitas.

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilainilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Kemendiknas, 2010:116). Menurut Williams, Russell T. & Megawangi (2010), pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Dengan demikian, pendidikan karakater dapat diartikan sebagai upaya yang dirancang secara sistematis dan berkesinambungan untuk membentuk kepribadian peserta didik agar memiliki pengetahuan, perasaan, dan tindakan yang berlandaskan pada norma-norma luhur yang berlaku di masyarakat.

Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam pembelajaran dilakukan dengan pengenalan nilai-nilai, memfasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/ peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Integrasi dapat dilakukan dalam substansi materi, pendekatan dan metode pembelajaran, serta model evaluasi yang dikembangkan. Tidak semua substansi materi pelajaran cocok untuk semua karakter yang akan dikembangkan, perlu dilakukan seleksi materi dan sinkronisasi dengan karakter yang akan dikembangkan. Pada prinsipnya semua mata pelajaran dapat digunakan sebagai alat untuk mengembangkan semua karakter peserta didik, namun agar tidak terjadi tumpang-tindih dan  terabaikannya salah satu karakter yang akan dikembangkan, perlu dilakukan pemetaaan berdasarkan kedekatan materi dengan karakter yang akan dikembangkan. Integrasi pendidikan karakter bukan saja dapat dilakukan dalam materi pelajaran, namun teknik dan metode mengajar dapat pula digunakan sebagai alat pendidikan karakter.

Untuk memperbaiki kualitas dari hasil pendidikan, maka pendidikan karakter adalah suatu yang penting  untuk segera dilaksanakan.

Nilai (karakter) yang dapat ditanamkan melalui pembelajaran antara lain : disiplin (taat asas/taat aturan), berpikir logis dan sistematis, menghargai pendapat orang lain, kerja keras, pantang menyerah, demokratis, teliti, kritis, serta kreatif.

Kategori:Tidak Dikategorikan

sharing ma pak ari

latihan ma pak aji nginsert gambar
FOTO2

Kategori:Tulisanku

Ngeblog Bareng XI IPS2

8 November 2012 Tinggalkan komentar

Pada hari ini Kamis, 8 Nopember 2012, Alhamdulillah saya bisa berbagi dengan anak-anak XI IPS2 untuk “Ngeblog Bareng”. Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Agar anak-anak menulis ide dan pengalamannya di web (biar nggak ilang)

2. Agar anak-anak memanfaatkan web (Online) untuk menyimpan dokumennya

Kategori:Tulisanku

video

Materi Kelas XI IPA

Peluang

Sumber : youtube=http://www.youtube.com/watch?v=hgyhP2OMibg

Kategori:Materi

Rumus-rumus integral

21 November 2011 Tinggalkan komentar

Berikut ini beberapa rumus integral:
1.

2.

3.

4.

5.

Kategori:Materi

Belajar dalam Pandangan Qur’an dan Hadist

17 Oktober 2011 Tinggalkan komentar

Pendapat bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan hanya sebagai pendapat dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Walaupun tidak ada ajaran agama yang secara detail membahas tentang belajar, namun setiap ajaran agama baik secara eksplisit maupun implisit telah menyinggung bahwa belajar adalah aktivitas yang dapat memberikan kebaikan kepada manusia. Baca selengkapnya…

Kategori:Tulisanku

Soal-Soal

17 Oktober 2011 Tinggalkan komentar

Soal Mid Semester Gasal Kelas XII IPA 2011-2012   Unduh  atau link ke ziddu

Kategori:Soal-Soal

RPP Sesuai Standar Proses

2 Desember 2010 Tinggalkan komentar

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pada kegiatan pembelajaran, di bagian inti dijelaskan bahwa Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Baca selengkapnya…

Kategori:Tulisanku

KKN

11 Oktober 2010 Tinggalkan komentar

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan penyakit yang sangat membahayakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Korupsi dapat terjadi ditingkat “wong gede” maupun di tingkat bawahan, demikian kolusi.
Kalo orang punya duit dapat meraih sesuatu itu namanya kolusi, orang “tetek” (ngasak padi) biar dapat banyak ngasih rokok itu ya namanya kolusi. Mahasiswa pengin gampang lulus skripsi ngasih bandeng itu ya kolusi.
Orang lain untuk mencapai sesuatu dengan menjalin hubungan atau “cedak” dengan tertentu itu ya kolusi karena tidak didasari profesional.
Andai negeri ini dipimpin orang-orang yang profesional dan bukan karena kolusi, alangkah indahnya……
Tapi, ………
masih banyak orang-orang yang profesional di negeri ini, dan masih banyak lagi orang-orang yang ingin negeri ini jadi lebih maju dan lebih sejahtera, amin 3x

Kategori:Tulisanku

Beberapa Teknik Perkalian

19 Februari 2010 Tinggalkan komentar

Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan dalam mengalikan dua bilangan. Untuk lebih jelasnya download file ini : Perkalian

Kategori:Tulisanku